"Menelusuri Pesan Moral dan Inspirasi Dalam Kisah Dr. H. Fachrudin, M.Ag: Pendidikan, Semangat, dan Keberkahan"
Oleh Saidul Hirlani
Photographer Bijli Nurrahman Rabbii
STIT Al Marhalah Al Ulya - Seperti sinar pagi yang memancar menerangi kegelapan, begitulah semangat dan pesan moral dari Dr. H. Fachrudin, M.Ag kepada para mahasiswa STIT Al Marhalah Al Ulya pada acara Propesa di Tahun Akademik 2023. Dalam sebuah wawancara yang penuh makna, tokoh alumni ini memberikan pandangan yang mencerahkan dan penuh inspirasi.
Mengingatkan kita akan akar sejarah perguruan ini, Dr. H. Fachrudin menyampaikan bahwa semula perguruan ini bernama Majma' Al Marhalah Al 'Ulya, sebuah perguruan yang kini tetap mengalirkan warisan keilmuan dari pendirinya, Syaikhuna Muhammad Muhajirin Amsar Addary (semoga Allah merahmati beliau). Syaikhuna adalah ulama besar yang memiliki sanad keilmuan yang kuat, merangkumi empat madzhab fiqih dan juga ilmu ushuluddin. Perguruan yang dianugerahi dengan warisan semacam ini diyakini akan menjadi sumber berkah, menghasilkan individu-individu unggul yang menjadi agen perubahan di masa depan.
Dr. H. Fachrudin, saat meraih gelar Labibun Najib (LN), mengajarkan kepada kita pentingnya keyakinan bahwa ilmu yang kita peroleh di perguruan ini bukan sekadar gelar formalitas, melainkan sebuah harta berharga yang membekas dalam jiwa dan pikiran. Semangat ini mengingatkan kita pada ajaran Kyai Jirin, yang juga mengatakan bahwa "pemerintah boleh ga ngakuin elu yang penting alloh yang ngakuin elu". Keberkahan ilmu tidak hanya diukur dari pengakuan formal, tetapi dari dampak positif yang dapat kita bawa dalam masyarakat.
Berbicara tentang semangat pergerakan dan belajar, Dr. H. Fachrudin mengambil inspirasi dari Kyai Jirin. Dia menyoroti pentingnya bergerak dan terus belajar, mengingatkan kita untuk tidak berdiam diri dalam kenyamanan. "Jangan kita terus menerus dalam berdiam diri, jangan kita merasa alim sendiri," pesannya tegas. Dalam semangat inilah Kyai Jirin terus berusaha dan belajar, bahkan menjadi penulis yang produktif dengan karangan-karangan yang berujung pada kitab-kitab berharga yang kita nikmati saat ini. Semangat ini, menurut Dr. H. Fachrudin, memotivasi dirinya untuk tetap mengejar pendidikan hingga jenjang S2, meskipun dalam kondisi berkeluarga.
Pendidikan di era ini membawa tantangan baru, terutama dalam fakultas pendidikan. Meskipun stigma bahwa menjadi guru memiliki gaji yang minim dan persaingan ketat, Dr. H. Fachrudin memandang ini dengan pandangan yang penuh hikmah. "Gaji guru itu kecil, itu bukanlah gaji melainkan itu adalah rezeki yang bisa kita tempuh sebab keberkahan dari ilmu," katanya tegas. Ini mengingatkan kita bahwa dalam membantu membentuk masyarakat melalui pendidikan, kita juga sedang berkontribusi terhadap keberkahan yang melampaui materi.
Cerita tentang perjuangan Syaikhuna dalam membangun sekolah menjadi contoh nyata bagi kita semua. Meskipun menghadapi rintangan, Syaikhuna tidak pernah menyerah. Dr. H. Fachrudin mengutip kata-kata Syaikhuna yang bijak, "Jadi orang berilmu pasti akan ada ujiannya, justru ujian itulah yang memupuk keberkahan kita." Ia mengajak kita untuk menjadikan tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang.
Dalam sebuah momen yang membanggakan, tanggal 17 Agustus lalu, nama Syaikhuna diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Kota Bekasi. Dr. H. Fachrudin melihat ini sebagai anugerah dan bukan permintaan. Dia mengatakan, "Adanya nama Syaikhuna sebagai nama jalan justru menjadikan kebanggaan kita, semangat kita." Ini merupakan pengingat bahwa kita harus membangun semangat dalam menghadapi perkembangan zaman, dan jangan justru terlena dengan kenyamanan teknologi.
Dr. H. Fachrudin juga mengajak kita untuk melihat ini sebagai sebuah peluang. "Resiko setelah nama Syaikhuna dijadikan nama jalan tergantung kita menyikapinya, sebagai beban atau sebagai peluang," tegasnya. Dengan memiliki nama Syaikhuna sebagai identitas kampus, kita dituntut untuk membuktikan kualitas dan kemampuan kita sebagai lulusan yang akan memperkuat warisan beliau.
Sebagai penutup, Dr. H. Fachrudin memberikan nasihat akhir. Bagi lulusan Marhalah, ia berkata, "Kita sebagai lulusan Marhalah janganlah takut bila menjadi guru, gaji mungkin memang tertulis tapi ada sesuatu yang tidak tertulis yaitu keberkahan." Ini adalah panggilan untuk merangkul tugas mulia sebagai pendidik, dengan keyakinan bahwa keberkahan akan senantiasa mengikuti.
Mendengarkan cerita dan pesan moral dari Dr. H. Fachrudin, kita diingatkan akan esensi pendidikan yang lebih dari sekadar gelar dan pengetahuan. Pendidikan menjadi sarana memupuk semangat, mengatasi rintangan, dan menyebarkan keberkahan. Inspirasi dari beliau menjadi cahaya yang menerangi langkah para mahasiswa STIT Al Marhalah Al Ulya dalam perjalanan mereka menuju masa depan yang penuh harapan dan berkah.
Posting Komentar untuk ""Menelusuri Pesan Moral dan Inspirasi Dalam Kisah Dr. H. Fachrudin, M.Ag: Pendidikan, Semangat, dan Keberkahan""