MPM 29 Agustus
2023
Di dalam hiruk-pikuk dunia akademik, terdapat perjalanan
yang mengantarkan para mahasiswa ke sebuah puncak ilmu dan pencapaian.
Perjalanan ini adalah proses persiapan menuju skripsi, sebuah tahapan yang
penuh dengan makna mendalam, bukan hanya dalam mempersiapkan karya tulis,
tetapi juga dalam merangkai jiwa dan ilmu menjadi satu.
Membuka Lembaran Baru Dalam Perjalanan Menuju Skripsi
Langkah pertama dalam perjalanan menuju skripsi adalah
membuka lembaran baru dalam buku kehidupan akademik. Ini adalah awal dari
sebuah petualangan yang akan merubah cara kita melihat ilmu pengetahuan. Saat
kita membuka lembaran tersebut, kita juga membuka lembaran dalam diri kita yang
penuh dengan rasa ingin tahu, semangat, dan kerinduan untuk belajar lebih
dalam.
Ada beberapa poin hasil wawancara dengan Kaprodi PAI yaitu Bapak Dr.Ahmad Zamakhsari MA.Pd. kemudian Bidang Kemahasiswaan Bapak Prof H. Hadi Winarno,M.Pd. dan yang terakhir dengan Ibu Eva Dwi Kumala Sari,M.Pd. terkait Judul Skripsi, Batas Pengajuan Judul dan Terkait dengan Referensi Skripsi.
1. Poin yang terkait dengan Judul Skirpsi : “Sejauh ini bukan permasalahan kata atau kalimat, cuman ada beberapa tema yang sudah tidak diperbolehkan misalnya tema yang mengarah kepada akhlak dan karakter. Karena sudah banyak sekali tema tema tersebut di Marhalah atau pun di luar sana banyak mahasiswa yang sudah mengangkat tema semacam itu. Yang kedua mengenai tentang metode dalam pembelajaran yang sudah saya konsultasikan dengan dosen seperti bu eva dan dosen-dosen lain yang bersangkutan. Itu juga terlalu banyak judul yang berkaitan dengan media atau metode. Saya harapkan untuk kedepannya isu-isu yang terbaru misalnya tentang moderasi beragama, religiusitas seseorang dan lain sebagainya. Jadi lebih mengarah kepada isu-isu yang kontemporer.” Ucap Kaprodi PAI Bapak Dr.Ahmad Zamakhsari MA.Pd.
“Judul itu diberikan dilihat dari kemampuan mahasiswa. Judul itu kadang menemukan mahasiswa bagaimana ia menjual ide skripsi itu supaya diterima. Jadi semisalnya apapun itu kalau ada unsur penolakan tapi bagaimana unsur penolakan itu menjadi sebuah keuntugan tidak berdampak negatif. Seperti orang menjual pisau selalu ditolak dengan berkata “ah,saya sudah punya” tapi bagaimana mengemas pisau itu tetap menarik. Kadang-kadang mahasiswa ditolak judul patah semangat padahal semisal ada yang judul yang sama sekalipun itu sebenarnya bisa dijadikan judul kalau dia mengetahui sisi lain dari judul tersebut yang bisa diangkat. Karena penelitian itu harus ada pembaruannya. Misalnya penelitian dahulu kuantitatif. Nah, kita bisa meneliti dari sisi kualitatif.” Ucap Bapak Prof H. Hadi Winarno,M.Pd.
“Judul yang diterima biasanya judul yang memang mengacu pada judul-judul skripsi yang terdiri dari 2 variabel minimal bukan seperti judul-judul dalam karya ilmiah dan biasanya juga judul-judul yang mengandung permasalahan untuk dijawab yang dirumuskan dalam perumusan masalah. Ucap Ibu Eva Dwi Kumala Sari,M.Pd.”
2. Poin yang terkait dengan waktu batas pengajuan judul. Inti yang disampaikan oleh Ketiga dosen tersebut itu sama yaitu menyampaikan bahwa batas pengajuan judul itu ada di semester 7. Kalau ada mahasiswa yang telat bisa dikenakan sanksi biasanya berupa pemanggilan diri untuk menghadap dosen. Nah, ketika pemanggilan tersebut akan ditanyakan permasalahan dan juga solusi terkait hal tersebut. Batasan tersebut dikarenakan di semester 8 sudah tidak ada mata kuliah dan adapun batasan mahasiswa menyusun skiripsi itu sampai semester 10.
3. Kesimpulan dari ketiga dosen tersebut dalam hal menjelaskan referensi dari perpustakaan marhalah yaitu “Kualitas perpustakaan memang kurang ideal untuk mencari referensi dan harus diperbaiki kualitasnya. Untuk bacaan mahasiswa jangan terbatas pada apa yang diberikan oleh pihak kampus. Sebab buku-buku sudah banyak yang online. 5 tahun yang lalu memang perpustakaan menjadi icon kampus dan untuk beberapa tahun sekarang justru mahasiswa sangat dianjurkan untuk mengambil jurnal-jurnal yang terbaru karena jurnal-jurnal yang berbasis e-journal itu adanya di internet. Selain itu, ada juga perpusnas secara online. Kalau kita sudah terdaftar menjadi anggota perpusnas tersebut. Kita bisa mengakses bukan hanya jurnal yang gratis tapi juga yang berbayar.”
Melangkah dengan Keyakinan
Keyakinan adalah kompas yang mengarahkan langkah-langkah kita dalam persiapan menuju skripsi. Keyakinan bahwa kita mampu menaklukkan tantangan-tantangan yang akan datang, bahwa setiap kendala adalah peluang untuk belajar lebih banyak, dan bahwa setiap usaha yang kita lakukan memiliki makna yang mendalam. Dengan keyakinan ini, kita melangkah maju dengan semangat yang tak tergoyahkan.
Meniti Jalan yang Berliku
Seperti sebuah jalan yang berliku, persiapan menuju skripsi tidak selalu mudah. Ada saat-saat ketika kita akan merasa terjatuh, kebingungan, atau bahkan putus asa. Namun, di dalam setiap tikungan dan jalan buntu, kita belajar untuk berdiri kembali, untuk mencari solusi, dan untuk melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh. Ini adalah perjalanan yang tidak hanya membentuk intelektualitas kita, tetapi juga ketangguhan jiwa kita.
Merangkai Ilmu dan Jiwa
Persiapan menuju skripsi adalah momen di mana ilmu dan jiwa merangkai kekuatan mereka menjadi satu. Ilmu yang kita pelajari tidak hanya menjadi sekumpulan teori yang kita rangkai dalam karya tulis, tetapi juga menjadi cahaya yang menerangi pemahaman kita tentang dunia. Jiwa kita yang penuh semangat dan keingintahuan menjadi pembimbing yang mengarahkan kita dalam menggali lebih dalam, berpikir lebih kritis, dan merenung lebih mendalam.
Menggapai Puncak Karya
Akhir dari perjalanan persiapan ini adalah pencapaian yang begitu bermakna yaitu skripsi kita sendiri. Ini adalah buah dari perjalanan panjang yang telah kita lalui, sebuah karya yang mencerminkan usaha, ketekunan, dan cinta kita terhadap ilmu pengetahuan. Saat kita menggapai puncak karya ini, kita merasa seperti seorang pendaki gunung yang telah mencapai puncak tertinggi, dan dari sana, kita dapat melihat dunia dengan pandangan yang lebih luas.
Kesimpulannya ialah Persiapan menuju skripsi adalah sebuah perjalanan yang melibatkan jiwa dan ilmu. Ini adalah perjalanan yang membangun karakter, ketangguhan, dan rasa percaya diri kita. Di dalamnya, kita belajar untuk melihat ilmu sebagai cahaya yang membimbing jalan kita dan untuk merangkai jiwa kita sebagai pembimbing yang mengarahkan makna setiap langkah. Dengan persiapan yang kuat ini, kita siap untuk menghadapi tantangan-tantangan yang lebih besar, menggapai impian kita, dan memberikan sumbangsih berharga kepada dunia ilmiah.
Reporter
Shopyan Hadi (Ketua LPM Misbahuz Zholam Marhalah/UKM Pers Marhalah)
Posting Komentar untuk ""Persiapan Jiwa dan Ilmu: Meniti Langkah Menuju Skripsi""