Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muhammad Fikri : Mengungkap Nilai Moral Sejarah yang Ada pada Film Jagal

Ketua Umum Botjah Angon : Muhammad Fikri
Ketua Umum Botjah Angon : Muhammad Fikri

Dalam Rangka memperingati peristiwa Gerakan 30 september 1965, BEM Kammalah mengadakan acara nobar film jagal. Acara nobar tersebut selain dihadiri oleh mahasiswa dari Prodi PAI dan PIAUD, dihadiri juga oleh Ketua Umum Botjah Angon Muhammad Fikri dan kawan-kawan, terus juga narasumber bang Irdia Bushori serta Niki Gumay Pimpinan Redaksi Penabekasi.id. dan organisasi ekstra lainnya.

Pada kesempatan acara nobar tersebut, kami mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan narasumber Ketua Umum Botjah Angon Muhammad Fikri sebagai berikut. 

Tahu adanya info acara ini dari mana sih bang? 

Saya mendapatkan informasi ini dari teman teman Marpala Gamabi dan senior saya yang saat ini sedang menimba ilmu di STIT Al-Marhalah Al-'Ulya

Apa yg sih yg membuat abang dan kawan-kawan datang ke acara nobar film jagal ? 

Saya tertarik mengikuti nobar tersebut karena saya ingin memperingati G30S sekaligus ingin tahu sudut pandang lain tentang G30S yang sudah biasa saya tonton sejak semasa sekolah dasar.

Setelah menonton film jagal ini, menurut pendapat pribadi abang, pelajaran apa sih bang yg bisa diambil oleh mahasiswa? 

Pelajaran yang bisa di ambil itu banyak sekali diantaranya sebagai berikut.

  1. Dalam menilai sebuah tragedi, kita jangan terkungkung hanya dengan 1 sudut pandang saja. Sebagai mahasiswa kita harus memiliki banyak sudut pandang yang tentunya memiliki data yang valid.
  2. Kita sebagai mahasiswa khususnya dan sebagai manusia umumnya harus saling mengerti dan menghargai setiap perbedaan selagi perbedaan itu tidak menyalahi aturan yang ada baik secara agama ataupun negara.
  3. dalam film tersebut saya menemukan bahwa media sangatlah berperan penting dalam menciptakan suatu sejarah dan sangat bisa membentuk/menggiring suatu opini terhadap masyarakat luas.

Menurut abang pribadi , dari segi pelaksanaan acara dari mulai tempat, penyambutan tamu dll. Ada saran nggak bang ? 

Menurut saya kekurangan nya hanya 1, yaitu waktu yang sangat jauh melenceng dari yang sudah di tentukan. Selebihnya sudah sangat bagus mengingat hal ini baru pertama dilakukan di Marhalah, dan saya sangat mengapresiasi segala hal yang sudah diupayakan oleh teman teman semua terlepas dari segala bentuk kekurangan nya, dan semoga kekurangan tersebut bisa diperbaiki di kemudian hari 

Terakhir nih bang, harapan ke depannya untuk acara nobar-nobar selanjutnya pengennya seperti apa bang?

Ke depannya saya ingin dalam nobarnya, lebih banyak diskusi yang akan menambah wawasan kita sebagai manusia.Dan semoga tidak hanya acara nobar, tapi ada acara acara lain yang bisa memajukan kreatif, nalar, kepedulian dan hal baik lainnya untuk kita semua.

Ketua Umum Botjah Angon : Muhammad Fikri

Dari wawancara di atas ada beberapa poin penting yang harus kita pahami sebagai berikut.

  1. Sebagai mahasiswa dalam melihat suatu hal, jangan hanya melihat dari 1 sudut pandang saja melainkan harus melihat sisi yang lainnya supaya pandangan dalam menilai sesuatu itu luas.
  2. Perkuat rasa persatuan kita antar sesama bangsa atau pun antar sesama manusia. Perbedaan ras, suku, bangsa, dan agama bukanlah sebuah penghalang untuk kita berbuat baik. Jadi perbedaan itu harusnya menjadi keanekaragaman yang harus di jaga sesuai norma yang ada
  3. Film jagal berisi tentang dokumenter seorang pelaku sejarah pada masa tersebut. Artinya, peran teknologi sangat besar dampaknya atau pengaruhnya terhadap pemahaman bangsa mengenai suatu hal yang di lihat dan di dengar.
  4. Persiapan pelaksanaan acara-acara berikutnya harus lebih dimatangkan lagi dalam hal penataan waktunya.

Demikian pemaparan yang disampaikan oleh Narasumber. Mudah-Mudahan kita dapat mengambil manfaat dari apa yang beliau sampaikan pada wawancara tersebut.

Posting Komentar untuk "Muhammad Fikri : Mengungkap Nilai Moral Sejarah yang Ada pada Film Jagal"