Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembawa Puisi Negeriku memerah darah oleh Meiliyanti Putri

 

Meiliyanti Putri
Pembawa Puisi Negeriku memerah darah oleh Meiliyanti Putri

Negeriku memerah darah oleh Meiliyanti Putri

Dalam dunia puisi yang penuh warna, Meiliyanti Putri Mahasiswi Semester 1 Prodi P.A.I mempersembahkan cerita pribadinya tentang bagaimana ia memilih puisi yang akan menjadi bagian dari acara luar biasa ini. Suara halusnya menceritakan tentang pertimbangan hati yang akhirnya mengantarnya ke panggung ini.

"Pemilihan puisi ini adalah perjalanan pribadi bagi saya. Awalnya, ketika salah satu teman mahasiswa menawarkan diri untuk berpartisipasi dalam acara puisi, saya merasa tergugah namun juga ragu apakah saya mampu. Saya berdiskusi dengan orangtua, dan mereka memberikan dukungan penuh untuk saya ambil bagian. Bersama dua teman, kami merumuskan konsep, dan saya dipilih untuk membawakan puisi kontra. Dalam satu hari penuh, saya mencari referensi dari berbagai sumber hingga menemukan puisi karya Elliyas Zulkifli yang cocok dengan tema kontra yang kami ingin sampaikan. Setelah mendapatkan persetujuan dari teman-teman, saya yakin ini adalah pilihan yang tepat."

Meiliyanti Putri
Meiliyanti Putri

Membawakan puisi bukanlah hal sepele. Meiliyanti Putri mengaku telah banyak berlatih, bahkan mengadakan latihan di depan cermin untuk memastikan ekspresinya sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

"Saya sering melatih mimik wajah saya di depan cermin, mencari gestur yang akan saya bawakan nantinya. Saya percaya ekspresi adalah kunci untuk membuat puisi lebih menggugah."

Acara ini akan mengangkat suasana dan emosi dari film "Jagal," dan Meiliyanti Putri telah dengan hati-hati memilih puisi yang sesuai dengan tema ini.

"Pada dasarnya, saya mencari puisi yang memiliki kontrast dengan negara, sebagaimana pandangan yang ada dalam film Jagal terhadap anggota Partai Terlarang. Saya ingin menghadirkan sudut pandang yang berbeda melalui puisi."

Puisi, bagi Meiliyanti Putri, adalah medium yang kuat untuk menyampaikan pesan mendalam kepada penonton. Dia merasa bahwa ekspresi dan gestur dalam membawakan puisi dapat membuat pesan lebih terasa oleh para penonton.

"Puisi bukan sekadar kata-kata. Ini adalah seni yang bisa kita sampaikan dengan ekspresi, dan inilah yang membuat pesan dalam puisi begitu kuat."

Selama persiapan, Meiliyanti Putri mencari inspirasi dari berbagai sumber, termasuk video penampilan pembaca puisi di YouTube. Ia khususnya memperhatikan pembaca puisi perempuan sebagai sumber inspirasinya.

"Saya melakukan banyak penelitian untuk memastikan saya memberikan penampilan terbaik. Melihat bagaimana pembaca puisi lain mengungkapkan emosi mereka, terutama jika mereka perempuan, sangat membantu."

Meiliyanti Putri
Meiliyanti Putri

Puisi bukan hanya seni yang indah, tetapi juga memiliki peran penting dalam merangsang pemikiran kritis dan refleksi dalam konteks film dan budaya.

"Saya percaya bahwa ketika kita menikmati pembacaan puisi, itu sudah merangsang pemikiran kritis kita. Kata-kata dalam puisi dapat memicu pemikiran yang lebih mendalam."

Meiliyanti Putri juga mengungkapkan harapannya terkait penampilannya dan pesan yang ingin dia sampaikan.

"Saya berharap puisi yang saya bawakan dapat menggetarkan hati penonton dan menyampaikan pesan dengan baik. Saya ingin membangkitkan minat mahasiswa untuk lebih mendalami seni, sama seperti yang saya rasakan setelah berpartisipasi dalam acara ini."

Tentu saja, acara ini juga memiliki tujuan yang lebih besar. Meiliyanti Putri berbagi pandangannya tentang bagaimana puisinya akan terhubung dengan tema yang lebih luas dan nilai-nilai yang ingin dipromosikan oleh STIT Al Marhalah Al Ulya.

"Saya berharap bahwa puisi kami dapat memotivasi para mahasiswa untuk lebih mendalami seni, dan saya ingin pesan ini menjadi inspirasi bagi semua yang hadir. Acara ini adalah langkah pertama, dan semoga terus berkembang dengan lebih banyak penonton."

Akhirnya, Meiliyanti Putri memiliki pesan khusus untuk mahasiswa STIT Al Marhalah Al Ulya yang hadir sebagai penonton.

"Terima kasih telah datang dan mendengarkan puisi kami serta menonton film bersama. Pesan saya bukan hanya untuk sekarang, tetapi juga untuk masa depan. Teruslah mengadakan acara seperti ini dan ajak lebih banyak teman untuk bergabung. Semoga pesan yang kami sampaikan menjadi kenangan indah bagi kita semua."

Posting Komentar untuk "Pembawa Puisi Negeriku memerah darah oleh Meiliyanti Putri"