Rahasia Tersembunyi di Balik Lensa : Menilik Bedah Film Jagal
Narasumber : Irdia Bushori |
Dalam Rangka memperingati peristiwa Gerakan 30 september 1965, BEM Kammalah mengadakan acara nobar film jagal. Pada acara nobar tersebut, BEM Kammalah mengundang narasumber yaitu Irdia Bushori. Beliau merupakan ketua presidium Botjah Angon Bekasi Raya dan Ketua PAC (Pimpinan Anak Cabang) Pergunu Bekasi Selatan serta Bidang Pendidikan dan SDM kahmi bekasi. Acara Nobar film jagal tersebut bertempat di lapangan Annida Al-Islamy Bekasi.
Pada kesempatan acara nobar tersebut, kami mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan narasumber Bang Irdia Bushori sebagai berikut.
Kalau saya lihat acara nobar film jagal ini, ada hal yg menarik bahwa sebelum acara nobar dimulai abang mengajak mahasiswa untuk berziarah dulu ke makam syaikh muhajirin dan istrinya. Apa sih yg menjadi alasan abang mengajak mahasiswa ziarah dulu baru setelah itu memulai acara nobar?
berkat kiyai Muhammad Muhajirin kita bisa seperti ini, karena itu sudah selayaknya hormat kita pada kyai membuat kita senantiasa menjaga nama baik almamater dimanapun berada. Sebagai murid atau santri cara terbaik untuk memberikan penghormatan kepada yang sudah berpulang adalah dengan berziarah dan mendoakan.
Dalam hal sejarah ya bang, tentunya terkadang memiliki cerita yg berbeda dari mulai buku, film, ataupun arsip sejarah. Nah, bagaimana kita sebagai seorang mahasiswa memahami secara bijak akan perbedaan sejarah yg terjadi di dunia?
Yang pertama, proklamator RI, Ir. Soekarno pernah mengatakan JAS MERAH yang artinya "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah", ini pesan penting bagi kita semua, karena dari sejarah kita belajar untuk memahami sebuah peristiwa, fenomena maupun kejadian untuk dijadikan pelajaran bagi perjalanan hidup kita ke depan. Yang kedua, sebagai insan terdidik, mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan akan melakukan pembedahan data dan fakta untuk mengobservasi variabel sejarah demi sebuah hasil yang kompatibel, tentu dengan didasari oleh objektifitas yang bersandar pada kebijaksanaan.
Menurut abang, film jagal ini menceritakan tentang apa sih bang?
Film Jagal ini merupakan film dokumenter yang di sutradari oleh Joshua Oppenheimer, film yang berusaha menyajikan peristiwa 30 September 1965 dari perspektif yang berbeda, perspektif pelaku sejarah yang ada di Medan, Sumatera Utara.
Dari segi pelaksanaan acara, Ada saran nggak bang buat pelaksanaan acara nobar film jagal yg sudah berlangsung tadi malam?
Terus tingkatkan soliditas diantara BEM dan UKM, dengan soliditas dan kerja bersama acara sebesar apapun pasti bisa dilaksanakan.
Terakhir nih bang, apa yg menjadi harapan abang ke depannya untuk acara-acara nobar selanjutnya ?
Saya sebagai alumni yang pernah nongkrong di banyak tempat di Jakarta terkesan, karena baru kali ini BEM Marhalah mengadakan kegiatan bedah film, diskusi dan musikalisasi puisi di ruangan terbuka. Hal ini mengingatkan saya yang kerap menyambangi kampus-kampus di Jakarta seperti Universitas Moestopo, Universitas Bung Karno atau Taman Ismail Marzuki untuk melihat pementasan-pementasan kesenian yang digarap oleh aktivis-aktivis kampusnya, ya semoga kawan-kawan BEM kedepan bisa terus produktif mengadakan kegiatan positif.
Dari wawancara di atas ada beberapa poin penting yang harus kita pahami sebagai mahasiswa atau pun sebagai santri sebagai berikut.
- Para Santri atau pun non santri dan juga mahasiswa melakukan ziarah sebelum memulai acara nobar film jagal. Hal ini dilakukan selain bentuk pendidikan yang mengandung nilai agama juga sebagai upaya mahasiswa mengingat jasa-jasa Syaikh Muhajirin beserta uminda Hj. Hannah yang telah menyebarkan keilmuannya dan juga membangun karakter anak bangsa dalam pendidikan dan pengajarannya.
- Cerita-Cerita sejarah yang beredar sering kali berbeda dengan apa yang ditampilkan di dalam film, buku, arsip sejarah dan cerita dari satu tokoh ke tokoh lainnya. Sebagai mahasiswa tentunya dalam membaca sejarah harus membacanya secara data dan fakta yang dikutip dari beberapa sumber-sumber yang kredibel.
- Sebagai mahasiswa harus membangun sebuah relasi yang kuat baik kepada pihak kampus, pihak BEM, UKM dan juga antar semester bahkan kepada pihak luar dari kampus.
- Mahasiswa Marhalah harus membawa nama baik kampus di manapun ia berada dan mempertahankan acara-acara yg dapat menggandeng antara prodi PAI dan PIAUD serta pihak dari luar kampus.
Demikian pemaparan yang disampaikan oleh Narasumber. Mudah-Mudahan kita dapat mengambil manfaat dari apa yang beliau sampaikan pada wawancara tersebut.
Posting Komentar untuk " Rahasia Tersembunyi di Balik Lensa : Menilik Bedah Film Jagal"