Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemilu yang pilu

Pemilu yang pilu

Pemilu pesta rakyat

Bahagia aku mendengarnya

Rakyat yang mayoritas melarat

Diajak berpesta juga akhirnya

Ramailah orang-orang turun ke jalan

Berbondong-bondong menuju lokasi perjamuan. 

Berharap nikmati makan minum sembari berdansa. 

Namun asa pupus sudah, yang disuguhkan hanya kertas bergambar wajah-wajah dengan senyum rekayasa.

Jauh hari sebelum pesta dimulai

Rakyat dicekoki bergelas-gelas janji

Mereka yang mabuk harapan

Padati lokasi pemilihan

Pemilihan umum bukan pesta kerakyatan. Pemilihan umum adalah prosesi penyerahan kursi kekuasaan. 

Rakyat tidak pernah berpesta, pra, saat dan pasca pemilihan.

Pesta sesungguhnya digelar pasca pemilihan umum. 

Pesta besar itu milik orang-orang khusus yang dipilih secara umum. 

Usai pemilu, rakyat harus kembali ke rumah, kembali bermain tanah, sembari bekerja sukarela sebagai pengawas pejabat yang baru saja mereka angkat.

Sementara itu, para pejabat melenggang masuk istana, nikmati semua fasilitas mewah negara. Merasa raja, lupa siapa yang beri mandat 

Bila rakyat sedikit saja lengah, para pejabat akan serakah. Bagai pagar makan tanaman, mendaku pula pemilik lahan.

Baca juga : "Aku, Bangunan Egois: Penunda Pengangguran atau Pelindung Angkuh?"

Pemilu, pesta besar-besaran. Triliunan rupiah dicairkan. Panitia pesta yang bekerja paling lelah dan berat, dapat bayaran paling rendah itupun tersendat 

Pemilu, kontestasi berebut pisau pemotong kue dari tangan mayoritas rakyat. Usai pisau diserahkan pada pemenang, rakyat dipersilahkan pulang. Pesta kuasa dimulai, kue jabatan dibagi-bagi.

Sekali lagi, sorry ye. Rakyat tidak diajak berpesta. Ini pesta para elit. Rakyat baru bisa berpesta, jika ada sisa-sisa kue, yang dibuang keluar dari dalam gedung mewah tempat para penguasa berpesta.

Seorang profesor berkata

"Pemilu bukan ajang memilih yang terbaik, pemilu adalah upaya mencegah yang terburuk berkuasa."

Ah, bagiku itu bullshit semata

Sebab pada akhirnya, yang terburuk juga dapat jatah kue kuasa. Agar tak ada oposisi, semus perut diisi. Semua jadi koalisi, matilah demokrasi.

Pemilu pesta rakyat

Tapi bukan yang nikmat-nikmat

Pemilu pesta pilu

Rakyat dikibuli karena lugu-lugu

Posting Komentar untuk "Pemilu yang pilu"