Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gerakan Gelaran Buku Untuk Membangun Kesadaran Masyarakat tentang Literasi Melalui Komunitas Literasi, Perpusnas : Dibutuhkan Strategi Untuk Peningkatan Literasi

Syahrulloh
Ketua Komunitas Gerakan Literasi SMPIT DTI Syahrulloh (Foto: Shopyan Hadi)
Komunitas Literasi yang berasal dari sekolah SMPIT Daarut Tarbiyah Indonesia  membuka gelaran membaca buku secara gratis pada momen Car Free Day (CFD) yang berada di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan pada Minggu (02/06/2024).
Baca Juga
Gerakan gelaran buku di tempat umum sebagai bagian dari kegiatan komunitas literasi yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan literasi untuk membaca buku sebagai upaya mencerdaskan pola pikir bangsa indonesia yang maju akan pengetahuan.
Buku yang disediakan pada gelaran buku tersebut cukup beragam dari mulai komik, novel, ensiklopedia hadits, kisah nabi-nabi dan lain-lain. Selain buku, komunitas literasi tersebut menyediakan untuk anak-anak yang ingin menggambar anime atau kartun atau menulis bacaan di kertas kosong.
Ketua Komunitas Gerakan Literasi SMPIT Daarut Tarbiyah Indonesia, Syahrulloh mengatakan bahwa mengembangkan minat bakat pembaca dibutuhkan survei telebih dahulu ke tempat yang menjadi gelaran buku dan memberikan buku sesuai minat pembaca serta sesuai tempat di mana gelaran buku diadakan untuk kegiatan literasi.
"Bagaimana minat mereka itu tersalurkan karena rata-rata bacaan anak muda sekarang itu yang ia butuhkan tidak ada di perpustakaan. Misalnya di saat saya membutuhkan buku fotografi akan tetapi di perpustakaan tidak ada buku fotografi" Kata Syahrulloh. 
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa literasi bukan hanya soal menyuruh orang untuk membaca buku melainkan menjelaskan buku kepada pembaca sesuai kesukaannya.  
"Literasi tidak hanya berbicara buku, literasi itu bisa juga kita menjelaskan buku kepada orang tersebut atau kita mengadakan suatu hal edukasi yang bersumber dari buku, jadi bagaimana kita membuat anak muda senang dahulu tentang literasi" Ucap Syahrulloh.
Syahrulloh juga menerangkan bahwa memang untuk mengembangkan keterminatan literasi perlu diadakannya program-program yang relevan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan literasi.
M. Syarif Bando
Kepala Perpusnas M. Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Dilansir dari Perpusnas.go.id.Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, menjelaskan upaya peningkatan literasi dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa membutuhkan kerja sama dan sinergi dengan banyak pihak, salah satunya komunitas dan pegiat literasi. Untuk itu, dibutuhkan strategi dalam mencapai tujuan tersebut yakni mendorong pemanfaatan perpustakaan.
“Intinya kita mengambil peran. Siapapun anak bangsa, tugas kita seperti diamanatkan Pembukaan UUD 45 ada empat yang mana salah satunya mencerdaskan kehidupan anak bangsa,” Ucapnya.
Perpusnas terus berupaya membangun budaya literasi untuk masyarakat, salah satu strategi yang dilakukannya dengan mengadakan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Melalui program ini, masyarakat yang mendapatkan pelatihan dari perpustakaan dapat menghasilkan produk atau jasa. Program TPBIS digerakkan oleh Perpusnas dengan dukungan dari Bappenas RI sejak 2018. Program ini merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan di 34 provinsi di Indonesia. 
Dikutip dari Kemdikbud.go.id., berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program of International Student Assessment (PISA) pada tahun 2019, minat baca Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara. Dengan kata lain, Indonesia masuk dalam bagian 10 negara yang memiliki tingkat literasi terendah di antara negara-negara yang disurvei.
Sekretaris Utama Perpusnas Ofy Sofiana (Foto: Dok. Perpusnas)
Dilansir dari Perpusnas.go.id.Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana, menerangkan tentang pentingnya membangun ekosistem literasi yang baik bagi generasi bangsa Indonesia.
“Maka ekosistem literasi ini bukan sekadar tugas satu orang atau satu institusi yang bisa dicapai dalam satu atau dua tahun, melainkan tugas atau kewajiban kita bersama yang harus kita wariskan pada generasi ke generasi, agar kita tidak selamanya menjadi bangsa penonton daripada pemain” Ujarnya.
Dengan membangun generasi Indonesia yang suka literasi, maka diharapkan nilai-nilai yang terkandung dalam undang-undang dasar 1945 dapat terwujud yaitu mencerdaskan kehidupan anak bangsa. 
Reporter : Shopyan Hadi

Posting Komentar untuk "Gerakan Gelaran Buku Untuk Membangun Kesadaran Masyarakat tentang Literasi Melalui Komunitas Literasi, Perpusnas : Dibutuhkan Strategi Untuk Peningkatan Literasi"