Gus Ulil : Mulai dari Generasi Z hingga ke Pengelolaan Tambang

Ketua PBNU, Gus Ulil Abshar Abdalla

Bekasi, Pers Marhalah 'Ulya

Penggunaan Teknologi Digital Bagi Generasi Z Harus Diiringi dengan Ilmu Pengetahuan 

Generasi Z sering kali dianggap generasi lemah oleh sebagian orang akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bagi Gen Z untuk melatih potensi dirinya meraih kesuksesan hidup.

Berbicara generasi Z memang masih cukup beragam keinginannya, apalagi kalau bermain sosial media dari mulai Instagram, Tik Tok, Youtube, dan masih banyak lagi yang lainnya. Banyak dari Gen Z menyukai konten-konten populer dari sosial media ketimbang mengikuti pembelajaran melalui kajian pengetahuan secara langsung.

Baca Juga

Gus Ulil Abshar Abdalla : Pentingnya Literasi dan Menulis Bagi Generasi Muslim

Menanggapi hal tersebut, Gus Ulil mengatakan bahwa setiap generasi memiliki ciri khasnya masing-masing. Hal itu dikatakannya kepada Pers Marhalah Ulya pada Minggu (09/06/2024). 

"Bagi saya itu bukan sesuatu yang jelek, karena setiap generasi punya cirinya masing-masing," Jelas Gus Ulil.

Selain itu, ia menambahkan bahwa menyalahkan Gen Z secara mutlak adalah sesuatu yang dzolim.

Berkaitan dengan hal itu, Gus Ulil menjelaskan bahwa Gen Z boleh saja menggunakan teknologi digital asalkan hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dakwah islam bisa tersebar luas berkat teknologi yang berkembang pada saat ia berdakwah kepada Generasi Z melalui sosial media. Hal itu tentu sangat diminati karena memang sudah menjadi rutinitas mereka menggunakan teknologi.

Generasi Z sering kali membuat konten-konten di sosial media akan tetapi banyak yang terjebak kepada tren sehingga terkadang konten yang dibuat tidak sesuai dengan kapasitas keilmuannya, artinya konten yang dibuat Gen Z tidak mengacu pada ilmu pengetahuan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Gus Ulil menyebutkan istilah tentang adanya "kematian kepakaran" pada masa sekarang.

"Kematian kepakaran, artinya orang-orang yang ngomong, nggak sesuai dengan ilmunya," Jelas Gus Ulil.

Berkaitan dengan konten yang banyak bertebaran di sosial media, Gus Ulil menjelaskan bahwa konten yang memiliki pengunjung dan pengikut yang banyak itu belum bisa diidentikan dengan isi konten.

"Banyaknya view dan banyaknya subscriber itu tidak identik dengan isi yang diomongkan oleh konten kreator," Terangnya.

Pesan Gus Ulil untuk generasi bangsa Indonesia sebagai berikut.

"Jadi Kita harus mencetak generasi baru yang menguasai teknologi digital tetapi menguasai teknologi tulis atau keterampilan menulis karena teknologi digital ini kalau tidak didasari dengan literasi yang kuat itu rapuh," Kata Gus Ulil.

Memanfaatkan Sumber Daya Alam yang Diberikan oleh Tuhan 

Sumber Daya Alam yang diberikan oleh tuhan tentu sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya. Hal itu sudah menjadi anugerah Tuhan kepada yang diciptakannya. Maka sebagai seorang manusia harus bisa mengelola apa yang sudah dititipkan oleh Tuhan dengan sebaik-baiknya.

Salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah ialah pertambangan yang ada di dunia ini. Di Indonesia belum lama ini, Organisasi Masyarakat NU diberikan kepercayaan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengelola tambang yang berada di Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, Gus Ulil menegaskan bahwa permintaan tersebut bukan dari pihak NU yang meminta melainkan dari Presiden Jokowi yang menawarkan kepada organisasi NU.

"NU tidak minta melainkan ditawari oleh Pak Jokowi," Tegasnya.

Menurutnya, pengelolaan tambang yang dikelola NU itu ditujukan kepada kemaslahatan masyarakat Indonesia. Hasil dari pengelolaan tambang tersebut nantinya akan digunakan untuk hal pendidikan, pesantren dan rumah sakit.

Gus Ulil menjelaskan bahwa tambang ini merupakan pemberian Allah yang penuh keberkahan. Adapun terkait dengan pengelolaan tambang yang digunakan kepada hal yang salah. Hal itu harus mendapatkan teguran.

"Negara kita diberkahi dengan kekayaan sumber daya alam, berkah itu harus dikelola, banyak pengelolaan keliru sehingga merusak alam, kalau ada yang keliru itu harus dikritik dan dibenarkan," Jelas Gus Ulil.