Pak Hadi Winarno : Dosen STIT Al Marhalah Al 'Ulya yang Aktif Juga Di Lingkungan, Dia Mengisi Liburan Remaja di Hari Libur Sekolah dengan Pelatihan Menulis Berita Budaya

Foto : Pak Hadi Winarno, M.Pd. (Posisi duduk memakai pakaian hitam) dengan para remaja serta warga Kampung Budaya Petukangan, Jakarta Selatan pada Sabtu (27-07-2024).

Jakarta, Pers Marhalah 'Ulya

Pak Hadi Winarno, M.Pd.  mengajak para remaja di hari libur sekolah untuk membuat kegiatan "Pelatihan Optimalisasi Kemampuan Menulis Berita Budaya pada Masyarakat Kampung Budaya Petukangan, Jakarta Selatan pada Sabtu (27-07-2024).

Kegiatan pelatihan penulisan berita budaya ini difasilitasi serta diarahkan oleh Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diadakan di gedung Sekretariat RW. 07, Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Baca Juga

Prof. H. Hadi Winarno,M.Pd. : Seminar Kesehatan Mental Santri sebagai Momen Membangun Pemulihan Sikap dalam Diri Santri

Pak Winarno, selaku ketua RW. 07, Kelurahan Pesanggrahan, melihat sanggar budaya yang ada di dekat rumahnya, kalau liburan tidak ada kegiatan. Maka, Dia mengajak kolaborasi antara para remaja yang tergabung dalam sanggar budaya atau pun yang tidak tergabung, untuk mengadakan kegiatan pelatihan tersebut.

"Biasanya kegiatan remaja di dalam mengisi liburannya itu seperti nongkrong / ngobrol /olahraga / main game / touring bersama teman sebayanya. Nah, dekat rumah bapak, ada sanggar budaya yang kalau liburan juga tidak ada kegiatan. Oleh karena itu, supaya anak remaja di kampung bapak dan anak sanggar ada kegiatan, maka anak remaja dan anak sanggar, bapak ajak kolaborasi untuk membuat kegiatan," kata Pak Winarno.

Selain itu, Pak Winarno menerangkan, para remaja yang mengikuti pelatihan di sanggar budaya diberikan kesempatan untuk tampil di acara perlombaan, misalnya di lingkungan RT. setempat.

Berkaitan dengan hal itu, Pak Winarno menjelaskan, pasca mengikuti pelatihan, para remaja akan membuat film pendek yang bertema kebudayaan yang memiliki durasi antara 7-15 menit.

Pak Winarno menjelaskan, bahwa menjaga budaya dalam penerapannya harus menjaga aturan pokok dari budaya itu sendiri serta dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurutnya, kegiatan pelatihan ini membawa dampak positif bagi remaja, salah satunya, melatih remaja untuk bercerita lewat tulisan, meskipun hal itu, bukan sesuatu yang mudah akan tetapi membawa kepada sesuatu yang mengasyikkan.

"Kalau dampak positif saat pelatihan, remaja menjadi tahu, bahwa bercerita dalam bentuk tulisan itu bukanlah hal yang mudah tapi mengasyikkan," kata Pak Winarno.

Pesan Pak Winarno kepada Generasi Z, untuk menjaga kemajuan suatu bangsa, maka, dibutuhkan kepada pemeliharaan budaya.

"Kemajuan suatu bangsa, bisa diukur dari budaya yang dimiliki. Bangsa Jepang dikatakan maju, karena memiliki budaya yang taat pada aturan. Khususnya, aturan ajaran leluhur mereka yaitu Shinto," Tutupnya.

Pewarta : Alief Hafidz Aulia

Editor : Shopyan Hadi