Nabil, M.Ag. : Pengantar Sastra
Dosen Nabil, M.Ag |
Bekasi, Pers Marhalah 'Ulya
7 Juli UKM Seni Cilpa Aksa mengadakan sebuah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), di daerah Cisarua, tepatnya di Villa Vidor. Diklat Seni Cilpa Aksa ini, di beri tema "Mengaktualisasikan diri demi terwujudnya jiwa yang berjiwa kesenian".
Sastra merupakan ekspresi fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan masyarakat melalui bahasa sebagai media dan memberikan efek positif bagi kehidupan manusia.
Pada materi pertama kali ini akan dibawakan oleh Bang Nabil, atau dalam dunia sastra beliau kerab disapa dengan Bung Nabil. Materi yang akan dibawakan beliau adalah Pengantar Sastra.
Baca Juga
Pembukaan Diklat Perdana UKM Seni Cilpa Aksa STIT Al Marhalah Al 'Ulya
Diskusi Materi Sastra |
Sastra
Ada sebuah pendapat yang diutarakan oleh Pemateri yang beliau ambil dari seorang sastrawan yang bernama Sutarji. Sastrawan Sutarji mengatakan bahwa "Kata itu jangan dipenjarakan di dalam Kamus, melainkan biarkanlah Kata itu menari diatas kertas".
Dari ungkapan tersebut, lantas pemateri langsung mengutarakan bahwa Sastra itu tidak bisa di definisikan.
Sastra di zaman Plato
Plato merupakan salah seorang Filsuf asal Yunani kuno, yang hidup sekitar tahun (427 SM-347 SM). Plato ini merupakan seorang Filsuf yang suka diskusi, sampai suatu ketika ada sebuah perdebatan antara Aristoteles dengan Plato tentang Seni, hingga sastra pun ikut terbawa dalam perdebatan tersebut, karena sastra termasuk bagian seni yaitu Seni Sastra.
Dalam perdebatan tersebut seorang Plato beranggapan negatif kepada Sastra. Ia berpendapat bahwa sastra itu sudah tidak di butuhkan lagi, karena di zaman itu sedang marak-maraknya mencari kebenaran. Menurutnya seni itu hanyalah khayalan semata, dan filsafat itu adalah Kebenaran.
Kritik Sastra
Pada abad 18 (1915-1930) muncul sebuah kaum kritik sastra asal Rusia yang bernama Formalisme Rusia atau kerab disebut dengan Kaum Formalis. Sesuai dengan namanya Formalis yang berarti "bentuk" atau "wujud". Dalam sastra, formalisme ini adalah salah satu teori yang digunakan untuk mengkritik karya sastra melalui unsur intrinsik nya.
Berbeda dengan kaum strukturalis.
Kaum strukturalis adalah suatu kaum yang menerapkan teori Struktural di dalam kritik sastra. Strukturalisme ini adalah teori umum mengenai budaya dan metodologi yang menyiratkan bahwa unsur-unsur budaya manusia harus dipahami melalui hubungannya dengan sistem yang lebih luas. Kaum strukturalis ini mengkritik sastra melalui unsur ekstrinsik nya. Sehingga ada sebuah antitesa yang dibuat oleh kaum formalis, yaitu kaum formalis hanya menganalisa secara tekstual, sedangkan kaum strukturalis hanya menganalisa secara kontekstual.
Lalu ada pertanyaan yang disampaikan oleh peserta kepada Bung Nabil.
Bagaimanakah meningkatkan kualitas pembaca dari kaum formalis ke kaum strukturalis?
"Hahaha, caranya adalah dengan mencoba membaca buku secara sistematis (One day One Book), intinya adalah Banyakin Membaca". Jawab Bung Nabil.
Materi I Pengantar Sastra |
Closing Statement
"Teruslah membaca, teruslah berdiskusi, teruslah mengadakan kajian, karena semua itu akan meningkatkan kualitas kita, dari kaum formalis menjadi kaum strukturalis". Ucapnya dengan penuh Senyum.
Posting Komentar untuk "Nabil, M.Ag. : Pengantar Sastra"