Pendidikan Berbasis Kebudayaan dan Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Membangun Generasi Merdeka
Pendidikan memiliki peran sentral
dalam membangun karakter individu sekaligus masyarakat. Di Indonesia, pendidikan
bukan hanya sarana transisi pengetahuan, melainkan juga alat untuk menanamkan
nilai-nilai kebudayaan dan membentuk identitas nasional.
Baca Juga :
Perjalanan Menakjubkan: Saat Islam Menyatukan Rusia dalam Kepelukannya
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan yang menekankan pendidikan yang bersifat holistic, artinya tujuan utama pendidikan adalah untuk membentuk individu yang merdeka, baik pikiran, jiwa, maupun fisik. Menurutnya, pendidikan harus selaras dengan alam dan kebudayaan serta menumbuh kembangkan potensi alami anak sesuai tahap perkembangan individu mereka, oleh sebab itu, beliau memandang bahwa pendidikan tidak hanya terfokus pada aspek intelektualitas, melainkan pengembangan moral dan karakter. Filosofi ini menyimpulkan bahwa betapa pentingnya keseimbangan antara kebebasan individual dan tanggung jawab sosial untuk menciptakan generasi yang merdeka dari segala aspek dan juga ikut berperan aktif bersama masyarakat.
Biografi Singkat Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2
Mei 1889. Beliau adalah cucu dari Sri Paku Alam III (Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Arya). Beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional
dikarenakan hidupnya ia dedikasikan untuk dunia pendidikan di Indonesia. Selain
itu, beliau juga seorang wartawan pada eranya. Nama Asli dari Ki Hajar
Dewantara ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, pada 3 Juli tahun
1922, dia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara ketika itu dirinya
bersama rekan seperjuangannya sedang mendirikan taman siswa untuk mengembangkan
pendidikan masyarakat pribumi. Dengan latar belakang kebudayaan Jawa yang
kuat, beliau menekankan pentingnya pendidikan yang menghargai kearifan lokal,
sekaligus memiliki relevansi terhadap kebutuhan sosial.
Selama hidupnya, ia sempat
diasingkan oleh Belanda ke pulau Bangka, karena pada saat itu, ada sebuah
tragedi bahwa bangsa Belanda ingin membuat hari kemerdekaan belanda. mendengar
hal tersebut Ki Hajar Dewantara lantas membuat tulisan yang berjudul “Seandainya
Aku Orang Belanda”, karena tulisan tersebut akhirnya beliau diasingkan
ke Belanda. Ki Hajar Dewantara sangat menegaskan komitmennya untuk
membebaskan rakyat dari jeratan kebodohan dan kolonialisme melalui pendidikan
yang demokratis.
Pendidikan Berbasis Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yang berbasis kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya siswa memahami dan menghargai budaya lokal sebagai bagian dari proses belajar. Pendidikan tidak boleh terpisah dari akar budaya, karena budaya adalah hal yang paling fundamental untuk pembentukan identitas dan moralitas. Sehingga muncul gagasan dari Ki Hajar Dewantara tentang metode belajar-mengajar. Metode belajar-mengajar ini dikenal dengan sebutan “Tri No”, yang bermakna nonton, niteni dan nirokke. (1) Nonton adalah sebuah kegiatan membaca, memperhatikan, mengingat, mendengarkan dengan menggunakan seluruh panca inderanya. (2) Niteni adalah sebuah kegiatan yang sudah memberdayakan akal pikirannya untuk menganalisis dan mencermati apa yang ditangkap oleh panca inderanya. (3) Nirokke adalah menirukan sesuatu yang positif untuk bekal menghadapi perkembangan anak.
Baca Juga :
Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki
Hajar Dewantara, pendidikan adalah sebuah upaya yang bertujuan untuk
menuntun, membangkitkan potensi anak di dalam mencapai potensi keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Untuk mencapai definisi tersebut, dibutuhkanlah
seorang Pendidik, meskipun demikian, seorang pendidik tidak bisa
memaksakan kodrat manusia secara utuh, karena sejatinya tugas pendidik hanya
menuntun bukan menuntut.
Filsafat pendidikan Ki Hajar
Dewantara sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan, spritualitas, dan
humanisme. Filsafat pendidikan ini dapat diimplementasikan melalui landasan Tri
Loka, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa,
Tut Wuri Handayani”. Tiga landasan ini memiliki makna yang mendalam, seorang
pendidik harus menjadi public figure
ketika berada di depan murid-muridnya (Ing Ngarsa Sung Tuladha),
seorang pendidik harus bisa membangkitkan semangat para murid-muridnya,
ketika dia sedang bersama mereka (Ing Madya Mangun Karsa), dan
seorang pendidik harus selalu memberikan dukungan kepada murid-muridnya
ketika ia berada di belakang mereka (Tut Wuri Handayani).
Pendidikan untuk Membangun Generasi Merdeka
Salah satu tujuan utama
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membentuk “Generasi
yang Merdeka”. Kemerdekaan yang dimaksud, dapat diartikan secara
universal, bisa merujuk kepada kebebasan pikiran, kebebasan dalam mengambil
keputusan, dan kebebasan dalam bertindak, akan tetapi tetap dalam ranah
memiliki tanggung jawab sosial.
Pada dasarnya pendidikan itu
seharusnya tidak memenjarai kreativitas atau menghilangkan kemandirian siswa,
melainkan menanamkan potensi individualitas agar berkembang sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan yang ada. Berhubungan dengan hal itu, Ki Hajar
Dewantara memiliki tujuan pendidikan yang dikenal dengan nama “Tri
Rahayu”. Istilah
ini merujuk kepada 3 tujuan pendidikan oleh orang-orang Jawa yang dirumuskannya
yaitu (1) Pendidikan itu menjadikan seseorang itu menjadi
individual yang berkualitas (Hamemayu Hayuning Sarira), (2) ketika
seorang pelajar itu sudah dapat dianggap berkualitas dari segala aspek, maka
lahirlah bangsa yang terjamin dan berkualitas pula (Hamemayu Hayuning
Bongso), (3) ketika dua rahayu ini sudah terlampau sempurna,
maka lahirlah alam semesta yang baik dan positif (Hamemayu Hayuning
Bawono). Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan
yang kredibel adalah yang mampu membebaskan manusia dari kebodohan,
ketidakmampuan, dan ketergantungan, sehingga manusia itu menjadi “Generasi
yang Merdeka”.
Nilai-Nilai pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara sangat bagus untuk diterapkan pada perkembangan pendidikan di Indonesia, pada akhirnya nilai-nilai yang diajarkannya bermanfaat untuk membentuk karakter manusia yang berbudi pekerti luhur serta berpengetahuan luas namun tidak melupakan nilai kebudayaan maupun nilai-nilai kehidupan lainnya sebagai seorang pendidik yang sejati.
Penulis : Alif Hafidzt Aulia
Editor : Shopyan Hadi
Posting Komentar untuk "Pendidikan Berbasis Kebudayaan dan Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Membangun Generasi Merdeka"