Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dr. Fahruddin Faiz: "Menyelami Harmoni Spiritualitas dan Ilmu di Era Modern"

 

Dr. Fahruddin Faiz
Dr. Fahruddin Faiz

Bekasi, Pers Marhalah 'Ulya

Dr. Fahruddin Faiz, pria kelahiran Mojokerto pada tanggal 16 Agustus 1975. Beliau adalah seorang dosen pada jurusan Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Jauh sebelum itu, Faiz mengenyam sebagai santri di Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta. Tokoh yang akrab di sapa dengan Pak Faiz ini, juga aktif mengisi "Ngaji Filsafat" di channel Youtube MJS Channel. (27/1/2025)

Selain menjadi dosen, ia juga aktif menulis buku, dan menciptakan banyak karya-karya buku, seperti Mati Sebelum Mati Buka Kesadaran Hakiki, Filsafat Kebahagiaan, dan masih banyak lagi, khususnya karya terbaru beliau yang berjudul Nalar Keislaman dan Keilmuan, yang mana pada hari Minggu kemarin menjadi tema diskusi dalam momentum "Festival Harmoni Istiqlal- Perjalanan Menuju Milad Istiqlal".

 

Karya Pak Faiz
Karya-karya Dr. Fahruddin Faiz (Dok: Alief Hafiz)
 

Pada kegiatan "Festival Harmoni Istiqlal : Perjalanan Menuju Milad Istiqlal" dengan tema Nalar Keislaman dan Keilmuan. Pers Marhalah 'Ulya, berkesempatan mewawancarai Fahruddin Faiz secara langsung pada Ahad (26/1/2025).

Dalam wawancara itu, Faiz menjelaskan tentang bagaimana nalar keislaman dapat memberikan solusi terhadap berbagai tantangan global, seperti krisis lingkungan, konflik sosial, dan perkembangan teknologi di era yang sudah sangat modern seperti saat ini.

"Islam itu memberikan arah-arahnya hidup, mulai dari karakternya, mulai dari yang harus kita lakukan terhadap alam, yang dilakukan terhadap seksama, yo sehubungan sebagai hamba Tuhan. Islam itu utuh, secara ideal junjungannya itu kita punya," jawab Faiz pada hari Ahad (27/1/2025).

Selanjutnya, ia juga menambahkan terkait tantangan global.

"Selanjutnya, problemnya adalah secara terpilihnya, misalnya menghargai alam bagaimana, memanfaatkan yang tidak mengeksploitasi bagaimana, menghargai seksama dalam toleran, respect. Dan lagi-lagi kuncinya tetap di ilmu mas dalam menambah wawasannya, sesuai dengan amanatnya agama," tambahnya.

Mengenai tema "Nalar Keislaman dan Keilmuan", pasti sedikit banyaknya membahas tentang nalar spiritualitas dan rasionalitas. Ini ungkapan Faiz, ketika ditanya di mana letak nalar spiritualitas itu dapat mendukung atau melengkapi rasionalitas dalam keilmuan.

"Spiritualitas itu memberi kita tujuan, memberi kita makna hidup. Kalau yang ilmu kan memahamkan kita tentang teknik, dan tentang bagaimana. Tapi, kalau spiritualitas, itu memberikan kita kesadaran bahwa hidup itu pada akhirnya kembali pada ketentuan, pada akhirnya kembali pada unsur diluar yang keliatan dan sebagainya," ungkapnya.

Alief Hafiz bersama Dr. Fahruddin Faiz
 

Sebagai penutup wawancara, Faiz menjelaskan tentang masihkah relevan mempelajari filsafat dari mulai barat hingga timur, dan di implementasikan pada era yang sudah terlampau modern seperti saat ini.

"Kalau tanpa filsafat, ilmu ndak akan berkembang, jadi pengembangan ilmu dasarnya filosofi-filosofinya. Ilmu apa saja. Kalau sekedar ingin menjalankan, menerapkan mungkin bisa, tapi pengembangan ndak bisa. Pendalaman ilmu itu yo perlunya filosofi," pungkas Faiz.


Penulis : Alief Hafiz

Posting Komentar untuk "Dr. Fahruddin Faiz: "Menyelami Harmoni Spiritualitas dan Ilmu di Era Modern""