Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Kader Tangguh: "Perjalanan Ahmad Athorid Pada Intermediate Training (LK-2) HMI"

Ahmad Athorid
Ahmad Athorid

Bekasi, Pers Marhalah 'Ulya

(4/2/2025) Ahmad Athorid, mahasiswa STIT Al-Marhalah Al 'Ulya Bekasi yang aktif berkecimpung ke dalam dunia organisasi ekstra Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Insan Cita.

Athorid baru saja menyelesaikan Intermediate Training (LK-2) yang diselenggarakan oleh HMI Cabang Bekasi, tepatnya di Balai Uji Terap Tekhnik dan Metode Karantina Pertanian, Kabupaten Bekasi, yang dimulai pada tanggal 23-29 Januari 2025 lalu.

Pada sesi wawancaranya, thorid menjelaskan bahwa dirinya termotivasi untuk mengikuti organisasi HMI dan terus melanjutkan pendidikannya hingga LK-2, karena ada sosok yang ia kagumi di HMI.

"Saya pertama kali tahu HMI dari mentor saya, Kakanda Irdia Bushori," jelasnya.

Thorid juga melanjutkan, ketika ia masuk ke HMI, budaya untuk berdiskusi dan mendalami ilmu pengetahuan sangatlah kental, sehingga membuat ia terus ingin berkembang. Dan akhirnya tertarik untuk melanjutkan ke training LK-2.

"Setelah mengikuti Basic Training (LK-1), saya banyak mempelajari hal baru. Budaya membaca dan berdiskusi di HMI mendorong saya untuk berkembang. Akhirnya, saya tertarik untuk lanjut (LK-2) karena ingin mengembangkan potensi diri," lanjut Thorid.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, Thorid berkomitmen dalam dirinya, selain menyelesaikan pendidikan akademiknya di kampus, ia juga mampu menyelesaikan pendidikannya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

"Sesuai dengan komitmen pribadi, saya ingin menyelesaikan (LK-2) terlebih dahulu, baru kemudian saya akan fokus untuk menyelesaikan tugas akhir saya," ujarnya.

Dalam penjelasannya, Ahmad Athorid memberitahukan perbedaan muatan materi antara LK-1 dan LK-2.

Pada jenjang LK-1 kader HMI hanya diperkenalkan Nilai-Nilai Dasar yang ada di HMI, sedangkan pada LK-2 kader harus mendayagunakan intelektualnya untuk di aplikasikan ke ruang lingkup yang lebih besar.

"Pada LK-1 kita diperkenalkan Nilai-Nilai Dasar HMI. Sementara di LK-2 fokusnya lebih dalam, mengasah kemampuan berpikir, dan memiliki gagasan untuk di informasikan, serta mempertanggungjawabkan argumentasi yang kita sampaikan," ucap Thorid.

Lebih lanjut, ia juga mengutarakan banyak sekali pengetahuan yang di dapati ketika mengikuti LK-2 ini, khususnya ketika Screening.

Pertama, ia mendapatkan pengetahuan yang lebih luas ketika screening. Kedua, thorid mendapatkan ilmu solidaritas antara satu dengan lainnya, terlebih lagi kegiatan ini dibuka setingkat nasional untuk pertama kalinya.

"Paling berkesan di LK-2 itu ketika screening, banyak materi yang di kuliti hingga dalam, dan banyak pelajaran yang bisa saya ambil dalam kebersamaan antara satu dengan yang lain," lanjut Thorid.

Meskipun demikian, harus ada hal yang harus diketahui oleh kader HMI yang ingin melanjutkan jenjang training LK-2 adalah aktifkan diskusi dan jadikan membaca itu sebagai salah satu kebiasaan dan rutinitas sehari-hari.

"Kader yang ingin melanjutkan LK-2 lebih baik memperbanyak membaca, karena di LK-2 semua argumen yang disampaikan harus berdasarkan referensi atau rujukan," tuturnya.

Selain pendalaman materi yang sangat kompleks, analisis sosial juga menjadi salah satu praktik pengabdian yang dijalankan olehnya, seperti menganalisis kegiatan pasar dari berbagai macam aspek.

"Menjelang hari terakhir kegiatan training, saya diharuskan untuk menganalisis kegiatan pasar Cibitung dalam aspek analisis ekonomi dan teknologi," tutup Thorid.



Posting Komentar untuk "Menjadi Kader Tangguh: "Perjalanan Ahmad Athorid Pada Intermediate Training (LK-2) HMI""