Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berto Tukan Ungkap Sisi Lain Pram yang Jarang Dibahas!

 

Narasumber
Berto Tukan (Sumber: https://www.instagram.com/p/DGX2GnIBwhe/?igsh=MTR1Nzh3c2dhNzlrMw==)

Bekasi, Pers Marhalah 'Ulya

Berto Tukan merupakan seorang penulis dan peneliti partikelir kelahiran Larantuka, Flores Timur dan sekarang berdomisili di Jakarta

Banyak karya yang sudah ia hasilkan, salah satu karyanya, masuk dalam nominasi lima besar Penghargaan Kusala Sastra Nusantara yang berjudul "Seikat Kisah Tentang yang Bohong". (28/2/2025)

Karya Berto
Seikat Kisah Tentang Yang Bohong, Berto Tukan (Dokumen: Alief Hafiz)
Selain itu, Berto pun aktif sebagai koordinator subjek belajar di Gudskul: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer. Ia juga mengelola situs web pribadinya, bertotukan.com.

Dalam dikusi Peringatan Seabad Pram dengan tema "Suara yang Tak Pernah Padam". Pers Marhalah 'Ulya, berkesempatan mewawancarai Berto pada Kamis (27/2/2025) untuk menyelami pandangannya tentang Pramoedya Ananta Toer.

Berto membuka wawancara kali ini dengan mengisahkan bagaimana pertama kali mengenal karya-karya Pramoedya.

"Pertama kali saya mengenal karya Pram adalah Perburuan, buku milik orang tua saya. Saya membaca buku itu ketika masih duduk di bangku SMA," ungkap Berto Tukan.

Senada dengan hal itu, Berto juga menjelaskan ketertarikannya pada karya-karya Pram. Diantaranya adalah Sejarah dan Pandangan Pram melihat situasi dan kondisi Masyarakat. 

"Hal yang paling menarik adalah kentalnya sejarah dalam karya-karyanya. Dan belakangan ini, saya mulai memahami bagaimana kritisisme Pram dalam melihat masyarakat lalu dituangkan menjadi karya," tambahnya.

Selain itu, Berto menyoroti sosok Pram yang hidup di tiga era penting; Kolonialisme, Orde Lama, dan Orde Baru. Tentu, era tersebut sangat mempengaruhi pemikiran Pram dalam melihat kondisi dan situasi Indonesia kala itu.

"Tentu, banyak hal yang mempengaruhi cara berpikir Pram, tetapi yang terpenting adalah era menjadi Indonesia. Menurut saya, era ini juga yang membentuk pola pikir dan karyanya," ucapnya. 

Menurut Berto banyak sekali hal yang mampu mempengaruhi pola berpikir Pram, hingga akhirnya dituangkan dalam banyak karya-karyanya. Seperti pengalamannya ketika di Blora, dan segala kondisi yang dialaminya.

"Pengalaman hidup itulah yang membentuk cara berpikir Pram," lanjutnya.

Pram salah satu sastrawan yang sangat menekankan sejarah dan ingatan koletif. Dalam hal ini, Berto menanggapi pentingnya sejarah dan ingatan kolektif.

"Dalam konteks kebangsaan, ingatan dan imajinasi kolektif itu sangat penting. Sehingga apa yang dikatakan Pram tentang kolektivisme sangat penting," jelas Berto Tukan.

Pernyataan ini semakin menegaskan bahwa pemikiran dan karya-karya Pram tetap hidup, terus menginspirasi, dan tak pernah padam meski zaman terus berubah.

"Dalam karya-karyanya, Pram memiliki keberpihakan untuk mencapai kemerdekaan dan kesetaraan," Ucap Berto Tukan.

Posting Komentar untuk "Berto Tukan Ungkap Sisi Lain Pram yang Jarang Dibahas!"